![]() |
Gunung Gambar |
Tabir.com.
Dari berbabagai sumber sejarah atau riwayat Gunung Gambar adalah sebuah bukit
yang mempunyai arti ‘tempat untuk menggambarkan sesuatu’. Terletak di Dusun
Gunung gambar, Desa Jurangrejo Kecamatan Ngawen, Gunungkidul. Sekitar abad
ke-18.
Suatu hari datangalah seorang
Pangeran dari Kraton Surakarta yang bernama Raden Mas Sahid atau Pangeran
Sambar Nyawa yang merupakan putra menantu Pangeran Mangkubumi dari Kraton
Yogyakarta yang dahulu bernama Mataram, Raden Mas Sahid merasa sakit hati
terhadap bangsa Belanda yang dengan liciknya menangkap Pangeran Mangkubumi.
Sebelum ia dinobatkan menjadi raja,
Raden Mas Sahid berkelana ke wilayah Ngawen dengan tujuan untuk meminta bantuan
pada demang yaitu Ki Demang Singodikoro. Sesampainya di sana, ia di minta untuk
bertirakat di sebuah gua kecil yang dulunya merupakan tempat padepokan dan
moksanya Ki Gading Mas.
![]() |
Gerbang Menuju ke Gunung Gmbar |
Di tempat inilah Pangeran
Sambernyawa mendapatkan wahyu kraton yang selanjutnya ia kemudian duduk di atas
bukit di sebuah batu yang saat ini disebut Batu Kong. Di tempat itu pula
Pangeran menggambar calon daerah Mangkunegaran yang dipakai sebagai pusat
kerajaan dan jalan atau rute perang untuk mengusir penjajah kompeni Belanda
dari Pulau Jawa. Bukit itulah yang sampai saat ini masih dikenang oleh
masyarakat di Gunungkidul.
Tempat dengan ketinggian sekitar 200
m dpl ini, berjarak sekitar 30 km dari Kota Wonosari atau 70 km dari Kota
Yogyakarta. Di Gununggambar terdapat 2 situs petilasan. Yang pertama adalah
petilasan Ki Ageng Gading Mas dari Kerajaan Majapahit dan Yang Kedua adalah
petilasan Pangeran Sambernyawa.
Batu Kong, Petilasan Pangeran Sambernyawa |
Pangeran Sambernyawa bernama asli Raden Mas
Said, kemudian bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Arya Mangkunagara I (7 April
1725-28 Desember 1795). Beliau adalah anak dari Pangeran Arya Mangkunagara
Kartasura dan Raden Ayu Wulan.
Pangeran Sambernyawa adalah pendiri Praja
Mangkunegaran, sebuah kadipaten tinggi di wilayah Jawa Tengah, tepatnya Jawa
Tengah bagian timur dengan Wonogiri sebagai pusat pemerintahannya. Dinamakan
sebagai Gununggambar karena keindahan tempat ini yang bisa melihat sekeliling
tanpa terhalang oleh apa pun. Namun dapat juga disebabkan tempat ini digunakan
sebagai tempat Pangeran Sambernyawa untuk menggambarkan strategi perang dalam
melawan penjajah Belanda. Petilasan yang paling terkenal di tempat ini adalah
adanya jejak tangan dan kaki di dinding batu yang merupakan bekas jejak tangan
dan kaki Pangeran Sambernyawa.
Panorama Gunung Gambar:
![]() |
Upacara Tradisi Nyadran di Gunung Gambar |
Dari puncak Gununggambar pengunjung
juga dapat melihat pemandangan yang memukau. Pada malam hari pengunjung dapat
menyaksikan gemerlap lampu di Kabupaten Klaten dan Kota Solo.
Pemandangan area
persawahan di sekitar Gununggambar pun mempesona, tatanan sawah, gemericik air
dan langit yang sempurna. Di dusun Gunung gambar sendiri terdapat Pura yang
dikenal dengan nama Candi Bentar. Setiap satu tahun sekali di Gununggambar dan
di Hutan Wonosadi diadakan ritual Sadranan untuk menghargai tradisi leluhur.
Hingga kini di Gunung gambar juga
ada Upacara tahunan yang disebut sadranan, tempat dan waktunyapun sebagaimana
biasanya, yaitu sehabis panen sawah pada hari senen Legi atau Kemis Legi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar