Tabir.com. Kabupaten Karanganyar dengan ibukotanya Kota Karanganyar, dengan luas wilayah 77.378,6374 ha. Secara geografis terletak disebelah barat lereng Gunung Lawu pada posisi 110º 40? – 110º 70? Bujur Timur, 7º 28? – 7º 46? Lintang Selatan dan wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta di sebelah barat, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah Selatan, Kabupaten Ngawi dan Magetan (Jatim).
Sebagian
besar Daya tarik wisata Kabupaten Karanganyar berada di lereng
barat Gunung Lawu, antara lain : Air Terjun Grojogan Sewu, Wana Wisata Bromo,
Puncak Lawu, Pemandian Sapta Tirta Pablengan, Pemandian Air Hangat Cumpleng,
Camping Lawu Resort, Bumi Perkemahan Sekipan, Air Terjun Jumok, Agro Wisata
Sondokoro, Taman Semar, Candi Sukuh, Candi Ceto, Makam Jabalkanil, Pertapaan
Pringgodani, Situs Purbakala Pelanggatan, Monumen Tanah Kritis, Astana
Mangadeg, Astana Girilayu, Situs Purbakala Giyanti,Taman Rekreasi Balekambang
Air
Terjun Grojogan Sewu
Grojogan
Sewu berarti air terjun seribu, walaupun air terjun tidak berjumlah seribu
namun percikan air yang jatuh dari atas tebing sangat deras dan membasahi area
yang berada disekitarnya. Ketinggian Grojogan Sewu mencapai 80 meter dan
terletak diantara hutan wisata Tawangmangu.

Tahura
( Taman Hutan Raya)
Merupakan
satu-satunya taman hutan raya di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Didalam tahura
ini terdapat berbagai jenis flora terdiri dari berbagaui jenis vegetasi
endemik, dan fauna yang sebagian merupakan fauna langka yang tidak kurang dari
34 jenis binatang. Disamping tempat rekreasi juga untuk kegiatan
penelitian dan perkemahan. Terletak di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar tepat berada dibelakang Candi Sukuh. Fasilitas yang tersedia
: Tempat parkir, MCK, area perkemahan.
Wana
Wisata Bromo
Wana
wisata ini disamping menjadi obyek wisata juga menjadi tempat penelitian
berbgai jenis tanaman hutan lindung. Luas kawasan ini sekitar 11 ha, terletak
di tepi jalan raya Karanganyar – Mojogedang sekitar 5 km dari Kota Karanganyar
ke arah timur, untuk mencapai lokasi bisa ditempuh dengan kendaraan umum.
Fasilitas
yang tersedia : Tempat parkir, MCK, permainan anak-anak, kios cinderamata,
warung makan, pos-pos keamanan, tempat peristirahatan.
Gunung
Lawu (3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan
antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda.
Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya
atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah mengundurkan diri dari kerajaan
Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh makhluk yang ada di
Gunung Lawu.
Gunung
Lawu juga mempunyai kawah yang namanya sangat terkenal yakni Kawah
Condrodimuko, yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat menggodok
tokoh pewayangan yaitu Raden Gatutkaca, salah satu dari Pandawa Lima. Di gunung
ini juga banyak tempat-tempat keramat antara lain Sendang Drajat, Argo Dalem,
Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu “Punden Berundak“, Lumbung Selayur,
Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Gunung ini juga ditumbuhi bunga Edelweis
berwarna merah muda, kuning dan putih.
Gunung
Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi
tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem
diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling
diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan
tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi
kemampuan olah batin dan meditasi.
Desa Cemoro Sewu maupun dukuh Cemoro kandang yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Hargo Dumilah, letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut. Karena letaknya yang mudah dijangkau, Gunung Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur. Bahkan pada bulan Suro (Tahun Baru menurut penanggalan Jawa), kita akan menemui bahwa mereka yang mendaki bukan saja untuk ke puncak gunung Lawu, tetapi juga banyak diantaranya adalah peziarah, pertapa dan berbagai tujuan lainnya
Pemandian
Air Hangat Cumpleng
Merupakan
pemandian dengan sumber air hangat alami yang dipercaya memiliki khasiat untuk
penyembuhan penyakit kulit. Terletak di Desa Plumbon, Kec. Tawangmangu,
berjarak sekitar 26 km dari Kota Karanganyar, posisinya di jalan tembus
Tawangmangu menuju Astana Mangadeg/Matesih. Untuk mencapai lokasi tersebut
mudah dapat menggunakan kendaraan umum. Fasilitas yang tersedia : Tempat
parkir, kamar madi terbuka, arena rekreasi, shelter, Pendopo, bumi perkemahan.
Candi
Sukuh
Candi
ini terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu sekitar 910 m diatas permukaan
laut. Dibangun sekitar abad 15 atau 16 pada jaman kerjaan Hindu Majapahit
dengan luas areal ± 5.500 m², bangunan utamanya dengan ketinggian 910 m dpl
menyerupai bentuk bangunan paramid di Meksiko. Pada pintu gerbang utama
terdapat hiasan kepala raksasa dengan relief-relief simbolik “Candra
Sangkala” yang mengungkapkan angka tahun pendirian candi, di halaman candi
terdapat juga candi kecil dan berbagai relief-relief yang terkessan
erotis, yang sebenarnya merupakan symbol tentang ajaran kehidupan yang hakiki
serta pada relief berseri menggambarkan cerita Garudeya dan Sudhamala
yang mengangkat tema pembebasan.
Dimasa lalu komplek candi
merupakan tempat pemujaan dan penyelenggaraan acara ritual keagamaan bagi para
penganut agama Hindu, namun sekarng hanya berfungsi sebagai tempat meditasi dan
sesaji . Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kec. Ngargoyoso, untuk mencapai
tempat ini dapat menggunakan angkutan pedesaan jurusan Karangpandan-Ngargoyoso(Candi
Sukuh).
Candi
Cetho
Terletak
di Desa Gumeng, Kec. Jenawi di sebelah barat lereng Gunung Lawu, berada
diatas bukit dengan panorama yang indah dikelilingi oleh perkebunan teh. Candi
ini mempunyai daya tarik sendiri karena bangunan candi tidak seperti
kebanyakan bangunan candi-candi lain yang ada di Jawa Tengah. Untuk mencapai
Candi Cetho harus melalui jalur yang sempit menanjak dan berkelok-kelok
melewati perkebunan teh dan hutan.
Pemandian
Sapta Tirta Pablengan
Pablengan
mempunyai tujuh macam sumber air yang berbeda dan kegunaannya serta
letaknya sangat berdekatan, sumber air tersebut adalah : Sumber air
bleng: airnya agak asin biasanya digunakan
untuk membuat nakanan (Gendar, Kerupuk karak). Sumber air hangat:
dipercaya dapat mengobati penyakit kulit dan dapat mensucikan badan. Sumber air
hidup: dipercaya bahwa orang akan tetap awet muda penampilannya apabila cuci
muka dengan air tersebut. Sumber air mati: Keadaan airnya tenang dan
selalu tetap tidak berubah berkurang maupun berlebih.
Sumber
air soda : airnya berasa soda alami. Sumber air kesaktian:airnya dipercaya
dapat membuat seseorang menjadi sakti/kebal terhadap senjata tajam. Air
urus-urus: apabila airnya diminum orang tersebut akan diare atau buang air
besar terus
Di
komplek Pablengan terdapat bangunan pemandian terbuka (6kamar) peninggalan
Mangkunegaran VI yang masih dianggap sakral dan banyak dikunjungi peziarah,
terutama bagi mereka yang akan melakukan tradisi mengunjungi
makam-raja-raja atau ke petilasan leluhur di lereng barat Gunung Lawu.
Pablengan terletak ditepi jalan raya antara
Karangpandan-Mangadeg,-Girilayu-Giribangun, berjarak sekitar 20 km dari
Kota Karanganyar.
Makam
Jabalkanil
Merupakan
obyek wisata ziarah terdapat bangunan petilasan Syeh Maulana Mahgribi dan
masjid dengan bedug nya yang kuno dan dipercaya memiliki daya gaib seperti
berbunyi sendiri tanpa ditabuh, terletak di bukit Jabalkanil lereng barat
Gunung Law dan untuk mencapai tempat tersebut dapat dengan kendaraan
umum jurusan Tawangmangu-Matesih. Fasilitas yang tersedia : Tempat
parkir, MCK, masjid
Camping
Lawu Resort
Terletak
di tepi jalan raya Tawangmangu-Sarangan, merupakan tempat perkemahan wisata
yang dikelola secara komersial berhawa sejuk dengan panorama alam Gunung Lawu.
Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, panggung terbuka, kolam renang,
cafeteria, tenda/kemah berbagai ukuran.
Bumi
Perkemahan Sekipan
Merupakan
bumi perkemahan dengan luas sekitar 5 ha yang dikelilingi oleh perbukitan
yang indah dan berhawa sejuk. Terletak di Kelurahan Kalisoro, Kec. Twangmangu,
berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Karanganyar. Area perkemahan ini
banyak dikunjungi para pekemah yang mayoritas kalangan pelajar dan mahasiswa
karena memiliki fasilitas yang memadai.
Pertapaan
Pringgodani

Astana
Mangadeg
Astana
Girilayu dan Mengadeg adalah kompleks pemakaman para penguasa dan kerabat dekat
Puro (Istana) Mangkunegaran. Di Girilayu-lah letak makam Mangkunegara IV, V,
VII, dan VIII, sementara MN I, II, dan III dimakamkan di Mangadeg, dan MN
VI di Astana Nayu Utara, Solo. Khusus untuk MN I, alias Raden Mas Said, alias
Pangeran Sambernyawa, makamnya masih banyak diperdebatkan antara mereka yang
yakin bahwa makam MN I berada di Mengadeg dan mereka yang yakin bahwa
sebenarnya makam MN I berada di dalam ruang pusat Puro Mangkunegaran sendiri.
Mana yang benar, hal ini belum dibuktikan.
Makam Giribangun, seperti yang sudah diketahui adalah kompleks makam dimana
jenazah mantan Presiden ke 2 RI, Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dimakamkan.
Kini ketiga kompleks makam tersebut banyak dipakai sebagai tempat wisata
peziarahan yang banyak dikunjungi oleh para peziarah.
Taman
Rekreasi Balekambang
Tempat
rekreasi keluarga dengan luas sekitar 3,5 ha, terletak berdekatan dengan
Air Terjun Grojogan Sewu.Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, kolam renang,
arena bermain anak-anak, lapangan tennis, gedung pertemuan, rumah makan, menara
pengamat pemandangan, kios penjualan tanaman hias, arena pemeran lukisan.
Mata
Air Sapta Tirta
Terletak
di Dusun Pablengan tepat di pinggir jalan raya yang menghubungkan Karanganyar –
Matesih. Keistimewaan dari mata air ini adalah, tiap mata air dari tujuh mata
air yang ada mempunyai keistimewaan dan dipercaya mempunyai khasiat yang
berbeda. Ketujuh mata air itu masing-masing adalah sumber air bleng yang bisa
dipakai untuk membuat kerupuk, sumber air hangat yang mengandung belerang,
sumber air hidup yang terus bergolak dan konon berkhasiat menambah kecantikan,
juga sumber air soda yang rasanya memang seperti soda.
Sumber lainnya adalah sumber air urus-urus yang dapat digunakan sebagai obat
pencahar, lalu sumber air kasekten yang konon bertuah bagi siapa saja yang
ingin menambah ketebalan kulit dan nyali untuk berperang. Sumber air terakhir
adalah sumber air mati yang debitnya tidak pernah berkurang atau bertambah.
Untuk yang terakhir ini tidak boleh diminum, karena mengandung gas
karbondioksida yang beracun.
Agrowisata
Sondokoro
Merupakan
Daya Tarik wisata keluarga di Pabrik Gula Tasikmadu Kab. Karanganyar.
Bentuk atraksi wisata yang diilhami dari saat pabrik akan melakukan giling
tebu untuk pembuatan gula atau yang sering di sebut “CEMBRENGANG”. Daya tarik
wisata yang ada antara lain : kereta wisata yang menelusuri rute sekeliling
Pabrik Gula. Melewati museum Gula. Ada juga di sana-sini hewan langka dalam
kurungan. Part-part mesin pengolah gula yang berupa besi tua berbentuk roda
gigi itu ditata seolah menjadi taman mengasyikan. Kereta Tebu itu berubah
fungsi menjadi Ada Flying fox, wahana rumah pohon, art galery, taman bermain
untuk anak-anak, kolam renang, dan resto-resto yang mengelilingi wilayah itu.
Kereta Tebu itu berubah fungsi menjadi Ada Flying fox, wahana rumah pohon, art
galery, taman bermain untuk anak-anak, kolam renang, dan resto-resto yang
mengelilingi wilayah itu. Selain tersedia lahan parkir yang cukup luas, setiap
hari libur ada panggung hiburan dengan pertunjukan live music
Keunikan
Seni budaya
- Upacara adat dhukutan,
merupakan ritual adat bersih desa yang dilaksanakan setiap hari
Selasa Kliwon 7 bulan sekali oleh masyarakat nglurah Kelurahan
Tawangmangu. Seluruh masyarakat nglurah membuat sesaji, dikumpulkan di
rumah sesepuh desa untuk didoakan kemudian sesaji tersebut dikirab menuju
situs purbakala Menggung dan dibagi-bagikan kepada warga.
- Upacara wahyu kliyu, yaitu
upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Kendal, Desa
Jatipuro, Kec. Jatipuro. Suatu tradisi selamatan dengan apem mini,
masyarakat Dusun Kendal diwajibkan membuat apem setiap kepala keluarga
harus mengumpulkan 344 buah apem. Ribuan kue apem yang sudah terkumpul
ditutup dengan daun pisang kemudian didoakan bersama-sama, setelah upacara
selesai apem-apem tersebut dibagikan kepada

seluruh warga. Menurut keyakinan
masyarakat setempat apabila selamatan apem mini ini tidak dilaksanakan akan
terjadi bencana yang menimpa masayrakat Dusun Kendal.
Sendratari Garudeya
Sendratari Garudeya, sendratari untuk kegiatan ruwatan dengan mengambil kisah Garudeya yang terdapat pada relief candi Sukuh, yaitu menggambarkan tentang pembebasan dari perbudakan.
Sendratari Garudeya, sendratari untuk kegiatan ruwatan dengan mengambil kisah Garudeya yang terdapat pada relief candi Sukuh, yaitu menggambarkan tentang pembebasan dari perbudakan.
https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A (KI COKRO ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar