Tabirnews.com Legenda dan mitos Buto Ijo memang
selalu menjadi perbincangan. Soalnya, tokoh Buto Ijo selama ini susah untuk
dibuktikan dengan kasat mata.
Legenda Buto Ijo tetap hidup karena kerap dipakai
untuk menakuti anak-anak yang belum tidur walau sudah larut malam.
Menurut
banyak orang, Buto Ijo sebetulnya hanya tokoh rekaan manusia. Ia tidak akan
pernah ada dalam kehidupan kita. Ia hanya mitos, hanya khayalan. Meski hanya
khayalan, gambaran menyeramkan Buto Ijo bisa jadi adalah interpretasi
kebudayaan akan kehidupan yang hitam dan kotor.
Buto
Ijo digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar ibarat raksasa dengan tubuh
yang berwarna hijau. Kehadirannya selalu disertai dengan aroma busuk yang
sangat menyengat, persis seperti busuk lumpur pembuangan limbah rumah.
Dalam
sejumlah cerita rakyat, Buto Ijo selalu diceritakan sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab ketika terjadi gerhana bulan. Buto Ijo dianggap sedang
menelan bulan sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis. Itulah legenda,
cerita rakyat yang berkembang dari dulu.
Jadi, sungguh tidak benar rembulan itu ditelan bulat-bulat oleh Buto Ijo. Pun tidak benar pula, manakala ada anak berbuat nakal atau melawan orang tua mereka maka akan dimakan oleh Buto Ijo.Meski sebenarnya kita sama-sama tahun bahwa peristiwa gerhana bulan yang kerapkali terjadi adalah peristiwa alam biasa. Ketika gerhana bulan terjadi, bulan posisinya berada di belakang matahari, sehingga ketika matahari berjalan akan menutupi rembulan. Memang nampak kalau bulan sepertinya berangsur-angsur gelap, padahal sesungguhnya rembulan sedang tertutup oleh matahari.
Sulit
memperkirakan kapan dan dimana asal
mula cerita tentang Buto Ijo ini
berkembang di masyarakat kita. Hanya saja, hingga kini kita kerap masih
mendengarkan nama Buto Ijo hadir dalam aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan ritual pesugihan. Ya, pesugihan Buto Ijo!
Dalam
tradisi sebagian masyarakat di negeri ini, pelibatan makhluk halus dianggap
sebagai cara cepat dan instan meraup kekayaan melimpah, meski umumnya juga
diketahui memiliki konsekuensi.
Pesugihan Buto Ijo
Makhluk
halus layaknya Buto ini
konon biasa dimintai bantuan oleh para dukun dan paranormal untuk mempercepat
mendatangkan uang dan kekayaan materi dengan hebat.
Mereka
yang melakukan pesugihan Buto Ijo ini, konon akan selalu diiringi oleh Buto Ijo
dalam beraktivitas atau berbisnis. Saat pelaku bernegosiasi, mereka akan
menggedor hati lawan bisnis untuk menyerahkan bisnisnya pada pelaku.
Saat
pelaku pesugihan berjualan rumah, mobil dan sebagainya, Buto Ijo akan membantu
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Saat berjualan, pembeli akan dirayu
si Buto Ijo untuk membeli di tempat kita.
Masyarakat pesugihan percaya, si Buto Ijo ini
bertugas membantu berbagai bisnis yang pelaku jalani hingga semuanya dimudahkan
dalam rangka menumpuk pundi-pundi uang pemiliknya. Calon pembeli tidak akan
pernah berpikir memilih ke tempat penjual yang lain.
Konon,
Buto Ijo bisa juga ditemukan di bank-bank, lembaga dan perusahaan yang
berhubungan dengan keuangan. Konon, Buto ijo dijadikan sebagai satpam gaib yang
setia menunggui lembaga keuangan agar terbebas dari pencurian tuyul dan
“dedemit pencuri uang gaib” lainnya.
Sayangnya,
semua bentuk pesugihan dan pemufakatan dengan makhluk halus pasti memiliki
sejumlah konsekuensi. Sebagaimana yang terjadi saat bermufakat dan meminta
sesuatu dengan jenis makhluk halus apapun, maka mereka pun akan minta tumbal
atau imbalan baik yang ringan maupun yang berat.
Begitu juga dengan pesugihan dengan Buto Ijo ini.
Jika kita sudah meminta bantuannya, maka mereka akan meminta imbalan balik,
baik berupa sesajen atau bahkan nyawa manusia. Di alam gaib pun tidak ada
sesuatu yang gratis. Mereka juga akan bertransaksi dengan kita dengan sifat
yang materalistis dan kapitalis, serupa dengan aktivitas bisnis kita
sehari-hari.
Karena
itu, banyak ahli kebatinan menyarankan agar orang-orang tidak menggunakan Buto
Ijo sebagai tenaga pesugihan. Soalnya, Buto Ijo konon memiliki watak yang
brangasan, ngawur dan tidak terkontrol. Jika “imbalannya” dipandang tidak
begitu bagus, bisa saja ia akan mengamuk dan meminta korban nyawa dari keluarga
si pelaku pesugihan.
Konon,
untuk mendatangkan si Buto Ijo, kita hanya perlu mempersiapkan ritual dan
sejumlah sesajen. Untuk pemancing, ritual yang biasanya dilakukan adalah
membakar kembang setaman, kemenyan Arab dan dupa Cina sambil membaca mantra
berulang-ulang hingga Buto Ijo datang.
Selain
itu, kita juga perlu mempersiapkan ayam kampung, air putih di kendi, wewangian
lain dan madat yang mahal, diletakkan di atas nampan anyaman bambu tradisional.
Dari sini kemudian dirapalkan beberapa mantra dan doa yang menjadi pengantar
untuk semakin mempercepat si Buto Ijo datang memakan sesajen yang sudah
disiapkan.
Hong ilaheng prayoga naniro,
Aku si komo dadiaku teko ngajak dulurku si komo wurung, mayan-mayanku, bukakno
plawangan gaibe…sedulurku den baguse kaki Buto Ijo lan den ayune nini Buto
Ijo,Hu..hu..hu..hurip, jud maujudo ono ngarsaku heh dulurku, tak jaluk mreneyo,
jabang bayiku…duwe perlu marang sliramu, siro teko-o,wujuto gage memoni aku…
Jika
ritual dan sesajen berjalan lancar, si Buto Ijo akan datang dan menikmatinya.
Lalu, setelah kenyang, Buto Ijo akan bersedia mengobrol atau melayani apapun
permintaan si pelaku.
Nah,
masih percayakah Anda dengan cara pesugihan? Siapkah Anda dengan konsekuensi
bersekutu dengan makhluk halus? Terlebih si pelaku juga belum tentu tahu yang
datang itu buto ijo, jin, setan atau jenis lain yang akan selalu mempermainkan
manusia.
https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A (KI COKRO ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar