Rabu, 04 Mei 2016

Legenda dan Mitos Buto Ijo

  Tabirnews.com Legenda dan mitos Buto Ijo memang selalu menjadi perbincangan. Soalnya, tokoh Buto Ijo selama ini susah untuk dibuktikan dengan kasat mata.


Legenda Buto Ijo tetap hidup karena kerap dipakai untuk menakuti anak-anak yang belum tidur walau sudah larut malam.
Menurut banyak orang, Buto Ijo sebetulnya hanya tokoh rekaan manusia. Ia tidak akan pernah ada dalam kehidupan kita. Ia hanya mitos, hanya khayalan. Meski hanya khayalan, gambaran menyeramkan Buto Ijo bisa jadi adalah interpretasi kebudayaan akan kehidupan yang hitam dan kotor.


Buto Ijo digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar ibarat raksasa dengan tubuh yang berwarna hijau. Kehadirannya selalu disertai dengan aroma busuk yang sangat menyengat, persis seperti busuk lumpur pembuangan limbah rumah.
Dalam sejumlah cerita rakyat, Buto Ijo selalu diceritakan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab ketika terjadi gerhana bulan. Buto Ijo dianggap sedang menelan bulan sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis. Itulah legenda, cerita rakyat yang berkembang dari dulu.

Jadi, sungguh tidak benar rembulan itu ditelan bulat-bulat oleh Buto Ijo. Pun tidak benar pula, manakala ada anak berbuat nakal atau melawan orang tua mereka maka akan dimakan oleh Buto Ijo.
Meski sebenarnya kita sama-sama tahun bahwa peristiwa gerhana bulan yang kerapkali terjadi adalah peristiwa alam biasa. Ketika gerhana bulan terjadi, bulan posisinya berada di belakang matahari, sehingga ketika matahari berjalan akan menutupi rembulan. Memang nampak kalau bulan sepertinya berangsur-angsur gelap, padahal sesungguhnya rembulan sedang tertutup oleh matahari.

Sulit memperkirakan kapan dan dimana asal mula cerita tentang Buto Ijo ini berkembang di masyarakat kita. Hanya saja, hingga kini kita kerap masih mendengarkan nama Buto Ijo hadir dalam aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan ritual pesugihan. Ya, pesugihan Buto Ijo!
Dalam tradisi sebagian masyarakat di negeri ini, pelibatan makhluk halus dianggap sebagai cara cepat dan instan meraup kekayaan melimpah, meski umumnya juga diketahui memiliki konsekuensi.

Pesugihan Buto Ijo
Makhluk halus layaknya Buto ini konon biasa dimintai bantuan oleh para dukun dan paranormal untuk mempercepat mendatangkan uang dan kekayaan materi dengan hebat.
Mereka yang melakukan pesugihan Buto Ijo ini, konon akan selalu diiringi oleh Buto Ijo dalam beraktivitas atau berbisnis. Saat pelaku bernegosiasi, mereka akan menggedor hati lawan bisnis untuk menyerahkan bisnisnya pada pelaku.
Saat pelaku pesugihan berjualan rumah, mobil dan sebagainya, Buto Ijo akan membantu mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Saat berjualan, pembeli akan dirayu si Buto Ijo untuk membeli di tempat kita.
Masyarakat pesugihan percaya, si Buto Ijo ini bertugas membantu berbagai bisnis yang pelaku jalani hingga semuanya dimudahkan dalam rangka menumpuk pundi-pundi uang pemiliknya. Calon pembeli tidak akan pernah berpikir memilih ke tempat penjual yang lain.
Konon, Buto Ijo bisa juga ditemukan di bank-bank, lembaga dan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan. Konon, Buto ijo dijadikan sebagai satpam gaib yang setia menunggui lembaga keuangan agar terbebas dari pencurian tuyul dan “dedemit pencuri uang gaib” lainnya.
Sayangnya, semua bentuk pesugihan dan pemufakatan dengan makhluk halus pasti memiliki sejumlah konsekuensi. Sebagaimana yang terjadi saat bermufakat dan meminta sesuatu dengan jenis makhluk halus apapun, maka mereka pun akan minta tumbal atau imbalan baik yang ringan maupun yang berat.
Begitu juga dengan pesugihan dengan Buto Ijo ini. Jika kita sudah meminta bantuannya, maka mereka akan meminta imbalan balik, baik berupa sesajen atau bahkan nyawa manusia. Di alam gaib pun tidak ada sesuatu yang gratis. Mereka juga akan bertransaksi dengan kita dengan sifat yang materalistis dan kapitalis, serupa dengan aktivitas bisnis kita sehari-hari.
Karena itu, banyak ahli kebatinan menyarankan agar orang-orang tidak menggunakan Buto Ijo sebagai tenaga pesugihan. Soalnya, Buto Ijo konon memiliki watak yang brangasan, ngawur dan tidak terkontrol. Jika “imbalannya” dipandang tidak begitu bagus, bisa saja ia akan mengamuk dan meminta korban nyawa dari keluarga si pelaku pesugihan.
Konon, untuk mendatangkan si Buto Ijo, kita hanya perlu mempersiapkan ritual dan sejumlah sesajen. Untuk pemancing, ritual yang biasanya dilakukan adalah membakar kembang setaman, kemenyan Arab dan dupa Cina sambil membaca mantra berulang-ulang hingga Buto Ijo datang.
Selain itu, kita juga perlu mempersiapkan ayam kampung, air putih di kendi, wewangian lain dan madat yang mahal, diletakkan di atas nampan anyaman bambu tradisional. Dari sini kemudian dirapalkan beberapa mantra dan doa yang menjadi pengantar untuk semakin mempercepat si Buto Ijo datang memakan sesajen yang sudah disiapkan.
Adapun mantra yang biasa digunakan untuk memanggil datangnya Buto Ijo adalah sebagai berikut:
Hong ilaheng prayoga naniro, Aku si komo dadiaku teko ngajak dulurku si komo wurung, mayan-mayanku, bukakno plawangan gaibe…sedulurku den baguse kaki Buto Ijo lan den ayune nini Buto Ijo,Hu..hu..hu..hurip, jud maujudo ono ngarsaku heh dulurku, tak jaluk mreneyo, jabang bayiku…duwe perlu marang sliramu, siro teko-o,wujuto gage memoni aku…
Jika ritual dan sesajen berjalan lancar, si Buto Ijo akan datang dan menikmatinya. Lalu, setelah kenyang, Buto Ijo akan bersedia mengobrol atau melayani apapun permintaan si pelaku.
Nah, masih percayakah Anda dengan cara pesugihan? Siapkah Anda dengan konsekuensi bersekutu dengan makhluk halus? Terlebih si pelaku juga belum tentu tahu yang datang itu buto ijo, jin, setan atau jenis lain yang akan selalu mempermainkan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar