![]() |
Keindahan Telaga Sarangan |
Tabir.com "Disebuah dusun di lereng
Gunung Lawu hiduplah seorang petani bersama istrinya yang bernama Kyai Jalilung
dan Nyai Jalilung. Kesehariannya bercocok tanam di ladang. Seperti biasa setiap
hari Nyai Jalilung mengantarkan makanan untuk suaminya.
Pada
suatu hari saat Kyai Jalilung sedang mencangkul di ladang, ia
menanti-nanti istrinya yang tak kunjung datang padahal hari sudah beranjak
siang. Karena merasa lapar Kyai Jalilung pun mencari makanan yang bisa dimakan,
dan akhirnya menemukan sebutir telur di dekan pancuran air. Oleh Kyai Jalilung
telur itupun dibakar dan dimakan, baru menyantap setengahnya ia sudah merasa
sangat kenyang.
Tak lama
kemudia datanglah Nyai Jalilung membawa makanan. Kepada istrinya Kyai Jalilung
menceritakan telah memakan separo telur dan merasa sangat kenyang. Sang istri
pun jadi penasaran dan ikut memakan yang sisanya. Saat keduanya sudah memakan telur
itu kejadian aneh pun menimpanya, keduanya merasa panas lalu menceburkan diri
di pancuran air. Seketika itu juga keduanya berubah wujud menjadi ular naga.
Karena besarnya ular naga, pancuran air yang awalnya kecil berubah menjadi
telaga yang sekarang dikenal dengan nama Telaga Sarangan."Demikian
dikisahkan oleh Mbah Supar Sastrodiharjo sesepuh adat Telaga Sarangan.
Melepas Kepenatan di Telaga Sarangan |
Berada di lereng sebelah timur
Gunung Lawu, tepatnya di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Panorama alam pegunungan Telaga Sarangan memang sangat tepat untuk dikunjungi,
ditambah dengan suara deru angin yang berhembus kian memanjakan setiap orang
yang datang. Keyakinan masyarakat akan legenda tersebut menjadikan telaga
sarangan selain sebagai wisata alam juga sebagai tempat wisata religi yaitu
diadakanya upacara ritual oleh masyarakat sekitar telaga yang disebut dengan
gebyar labuhan tumpeng yang diselenggarakan setahun sekali tiap bulan
Syahban atau Ruah pada hari Jumat Pon.
Gebyar labuhan tumpeng adalah sebuah
acara persembahan berupa tumpeng nasi dan pala wija yang diarak keliling telaga
dengan menggunakan perahu yang kemudian akan dilarung ditengah telaga.
Dikatakan Mbah Supar (82th) gebyar larungan tumpeng sarangan bertujuan untuk ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala berkah yang diberikan dan juga ungkapan rasa terimakasih kepada Kyai Jalilung dan Nyai jalilung, karena beliau masyarakat Sarangan kehidupannya bisa lebih mapan.
Dikatakan Mbah Supar (82th) gebyar larungan tumpeng sarangan bertujuan untuk ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala berkah yang diberikan dan juga ungkapan rasa terimakasih kepada Kyai Jalilung dan Nyai jalilung, karena beliau masyarakat Sarangan kehidupannya bisa lebih mapan.
Di sini juga terdapat sebuah pulau
yang berada ditengah telaga yang bernama Pulau Putri. Dinamakannya Pulau Putri
karena ditempat tersebut konon tempat bertapanya seorang putri yang bernama
Kusumaning Ayu Dewi Werdiningsih hingga murco (mukwa). "Dewi Werdiningsih
adalah saudara dari Nyai Jalilung yang berubah menjadi ular naga dan menghilang,
untuk bisa menemukan saudaranya itu Dewi Werdiningsih pun bertapa hingga murco
(menghilang)," kata Mbah Supar.
![]() |
Telaga Sarangan Solusi Menghilangkan Kepenatan |
Selain gebyar larungan tumpeng, di
Telaga Sarangan juga ada upacara ritual larungan sesaji yang dijalani oleh para
penduduk yang menyewakan perahu kepada para pengunjung. Larungan diadakan tiap
bulan Suro (Muharam). Dikatakan Junaidi (43th), tukang perahu. Larungan sesaji
dilakukan dengan tujuan untuk memohon keselamatan para tukang perahu dan
pengunjung yang menyewa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya sudah jadi tukang sewa
perahu selama 25 tahun, karena kita semua menjalankan tardisi yang sudah
dilakukan oleh orang-orang terdahulu selama saya disini belum pernah mengalami
kejadian yang tidah diinginkan baik perahu maupun penumpangnya," ucap
Junaidi. Seperti apapun bentuk dan tujuan sebuah tradisi sudah selayaknya untuk
dilestarikan keberadaannya, begitu pula dengan larungan tumpeng dan sesaji yang
dilakukan di Telaga Sarangan. Yang merupakan sebuah warisan budaya dari para
leluhur bangsa.
https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A ( KI COKRO ST )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar