Astana Mangadeg, Matesih |
Tabirnews, com. Astana Mangadeg terletak di Desa Karang Bangun Kecamatan Matesih merupakan
komplek makam raja – raja dari istana Mangkunegaran, Surakarta. Raja – raja
Mangkunegaran yang dimakamkan di astana Mangadeg adalah Raja Mangkunegara I
atau Pangeran Samber Nyawa dan lebih dikenal dengan nama Raden Mas Said yang
memiliki kesaktian luar biasa dan sangat gigih melawan penjajah Belanda,selain
itu terdapat makam Raja Mangkunegara II, III, serta kerabat – kerabatnya.
Sekilas Sejarah tentang Kanjeng Pangeran Sambernyawa
Kanjeng Gusti
Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa alias Raden Mas
Said (lahir di Kraton Kartasura, 7 April 1725, meninggal di Surakarta, 28 Desember 1795 pada umur 70 tahun) adalah pendiri Praja , sebuah kadipaten
agung di wilayah Jawa Tengah bagian timur, dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura dan ibunya bernama R.A.
Wulan.
Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, gubernur VOC,
karena di dalam peperangan RM. Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya.
Ia menikah dengan seorang wanita petani bernama Rubiyah, yang terkenal dengan
julukannya "Matah Ati"
Beliau ini yang memimpin Sebanyak 144 di antara prajuritnya adalah wanita,
terdiri dari satu peleton prajurit bersenjata karabijn (senapan ringan), satu
peleton bersenjata penuh, dan satu peleton kavaleri (pasukan berkuda).
Mangkunegoro tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di
dalam angkatan perang. Prajurit wanita itu bahkan sudah diikutkan dalam
pertempuran, ketika ia memberontak melawan Sunan, Sultan dan VOC. Selama 16
tahun berperang, Mangkunegara mengajari wanita desa mengangkat senjata dan
menunggang kuda di medan perang. Ia menugaskan sekretaris wanita mencatat
kejadian di peperangan.
Perjanjian Giyanti pada 13 Februari
1755, sebagai hasil rekayasa Belanda
berhasil membelah bumi Mataram menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta, merupakan
perjanjian yang sangat ditentang oleh RM Said karena bersifat memecah belah
rakyat Mataram.
Selanjutnya, ia berjuang sendirian memimpin pasukan melawan dua kerajaan
Pakubuwono III & Hamengkubuwono I (yaitu P. Mangkubumi,Pamannya sekaligus
mertua Beliau yang dianggapnya berkhianat dan dirajakan oleh VOC), serta
pasukan Kumpeni (VOC) pada tahun
1752-1757. Selama kurun waktu 16 tahun, pasukan Mangkoenagoro melakukan
pertempuran sebanyak 250 kali.
Dalam membina kesatuan bala tentaranya, Said memiliki motto tiji tibèh,
yang merupakan kependekan dari mati siji, mati kabèh; mukti siji, mukti
kabèh (gugur satu, gugur semua; sejahtera satu, sejahtera semua).
Dengan motto ini, rasa kebersamaan pasukannya terjaga.
Tiga pertempuran dahsyat terjadi pada periode 1752-1757.Ia dikenal sebagai
panglima perang yang berhasil membina pasukan yang militan. Dari sinilah ia
dijuluki “Pangeran Sambernyawa”, karena dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai
penyebar maut.
Kehebatan Mangkunegoro dalam strategi perang bukan hanya dipuji pengikutnya
melainkan juga disegani lawannya. Tak kurang dari Gubernur Direktur Jawa, Baron
van Hohendorff, yang berkuasa ketika itu, memuji kehebatan Mangkunegoro.
“Pangeran yang satu ini sudah sejak mudanya terbiasa dengan perang dan
menghadapi kesulitan. Sehingga tidak mau bergabung dengan Belanda dan
keterampilan perangnya diperoleh selama pengembaraan di daerah pedalaman.
Yang pertama, pasukan Said bertempur melawan pasukan Mangkubumi (Sultan
Hamengkubuwono I)
di desa Kasatriyan, barat daya kota Ponorogo, Jawa Timur. Perang itu terjadi pada hari Jumat Kliwon,
tanggal 16 Syawal “tahun Je” 1678 (Jawa) atau 1752 Masehi. Desa Kasatriyan
merupakan benteng pertahanan Said setelah berhasil menguasai daerah Madiun,
Magetan dan Ponorogo.
Yang kedua, Mangkoenagoro bertempur melawan dua detasemen VOC dengan komandan
Kapten Van der Pol dan Kapten Beiman
di sebelah selatan negeri Rembang, tepatnya di hutan Sitakepyak Sultan mengirim
pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan pertahanan Mangkunegoro.
Besarnya pasukan Sultan itu dilukiskan Mangkunegoro “bagaikan semut yang
berjalan beriringan tiada putus”. Kendati jumlah pasukan Mangkunegoro itu kecil,
ia dapat memukul mundur musuhnya. Ia mengklaim cuma kehilangan 3 prajurit tewas
dan 29 menderita luka. Di pihak lawan sekitar 600 prajurit tewas.
Perang besar yang kedua pecah di hutan Sitakepyak, sebelah selatan
Rembang, yang berbatasan dengan Blora, Jawa Tengah (Senin Pahing, 17 Sura,
tahun Wawu 1681 J / 1756 M).Pada pertempuran ini, Mangkunegoro berhasil menebas
kepala kapten Van der Pol dengan tangan kirinya dan diserahkan kepada salah
satu istrinya sebagai hadiah perkawinan.
Yang ketiga, penyerbuan benteng Vredeburg Belanda dan keraton Yogya-Mataram
(Kamis 3 Sapar, tahun Jumakir 1682 J / 1757 M).
Jeng Asih, Ratu
Pembuka Aura dari Gunung Muria
Peristiwa itu dipicu oleh kekalutan tentara VOC yang mengejar Mangkunegara
sambil membakar dan menjarah harta benda penduduk desa. Mangkunegoro murka. Ia
balik menyerang pasukan VOC dan Mataram.
Setelah memancung kepala Patih Mataram, Joyosudirgo, secara diam-diam
Mangkunegara membawa pasukan mendekat ke Keraton Yogyakarta. Benteng VOC, yang
letaknya cuma beberapa puluh meter dari Keraton Yogyakarta, diserang. Lima
tentara VOC tewas, ratusan lainnya melarikan diri ke Keraton Yogyakarta.
Selanjutnya pasukan Mangkunegoro menyerang Keraton Yogyakarta. Pertempuran ini
berlangsung sehari penuh Mangkunegoro baru menarik mundur pasukannya menjelang
malam.
Pendudukan 6 jam Kasultanan Jogya inilah yang mengilhami Soeharto dengan
Serangan Umum 1 Maretnya.
Mengutip Jendral Wiranto dalam bukunya ”Memahami Jejak Langkah Pangeran
Sambernyawa” (2005), strategi tempur RM Said yang menggunakan tiga konsep
“Dedemitan”, “Weweludan” dan “Jejemblungan” mengacu pada tindakan taktis yang
dilandasi pertimbangan kerahasiaan, pendadakan, kecepatan gerak dan kepandaian
mengecohkan lawan. ”Keputusan menyerang benteng Belanda di Yogyakarta merupakan
strategi tak lazim, misterius, dan tak pernah diperhitungkan lawan. Hal ini
karena telah sekian lama RM Said menarik lawannya ke daerah hutan dan
gunung”.
Serbuan Mangkunegoro ke Keraton Yogyakarta mengundang amarah Sultan Hamengku
Buwono I. Ia menawarkan hadiah 500 real, serta kedudukan sebagai bupati kepada
siapa saja yang dapat menangkap Mangkunegara.
Sultan gagal menangkap Mangkunegoro yang masih keponakan dan juga menantunya
itu. VOC, yang tidak berhasil membujuk Mangkunegoro ke meja perundingan,
menjanjikan hadiah 1.000 real bagi semua yang dapat membunuh Mangkunegoro.
Tak seorang pun yang berhasil menjamah Mangkunegara. Melihat kenyataan
tersebut, Nicholas Hartingh , pemimpin VOC di Semarang, mendesak Sunan Paku Buwono III meminta
Mangkunegara ke meja perdamaian. Sunan mengirim utusan menemui Mangkunegoro,
yang juga saudara sepupunya.
Mangkunegara menyatakan bersedia berunding dengan Sunan, dengan syarat tanpa
melibatkan VOC. Singkatnya, Mangkunegara menemui Sunan di Keraton Surakarta
dengan dikawal 120 prajuritnya. Sunan memberikan dana bantuan logistik sebesar
500 real untuk prajurit Mangkunegara.
Suasana Lokasi Astana Mangadeg di Matesih |
Perjanjian Salatiga
Akhirnya, terjadilah
perdamaian dengan Sunan Pakubuwana III yang diformalkan dalam Perjanjian
Salatiga ,17 Maret 1757 . Pertemuan berlangsung di Desa Jemblung, Wonogiri. Sunan memohon
kepadanya agar mau membimbingnya. Sunan menjemput Mangkunegara di Desa Tunggon,
sebelah timur Bengawan Solo. Untuk menetapkan wilayah kekuasaan Said, dalam
perjanjian yang hanya melibatkan Sunan Paku Buwono III, dan saksi utusan Sultan
Hamengku Buwono I dan VOC ini,Disepakati bahwa Said diangkat sebagai Adipati Miji alias
mandiri. Walaupun hanya sebagai adipati, kedudukan hukum mengenai Mangkunegara
I (nama kebesarannya), tidaklah sama dengan Sunan yang disebut sebagai Leenman
sebagai penggaduh, peminjam kekuasaan dari Kumpeni, melainkan secara sadar
sejak dini ia menyadari sebagai "raja kecil", bahkan tingkah
lakunyapun menyiratkan bahwa "dia adalah raja di Jawa Tengah yang
ke-3".
demikian kenyataannya Kumpeni pun memperlakukannya sebagai raja ke III di
Jawa Tengah, selain Raja I Sunan dan Raja II Sultan.
Ia memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul,
Pajang dan Kedu. sebelah utara dan
Akhirnya, Mangkunegara mendirikan istana di
pinggir Kali Pepe pada tanggal 4 Jimakir 1683 (Jawa), atau 1756 Masehi. Tempat
itulah yang hingga sekarang dikenal sebagai Istana Mangkunegaran.
Astana Mangadeg
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara
I alias Pangeran Sambernyawa alias Raden Mas Said meninggal di Surakarta,
28 Desember 1795
Astana Mangadeg , Makam Mangkunegara 1 |
pada umur 70 tahun beliau disemayamkan di di desa Karang
Bangun Kecamatan Matesih, Di puncak bukit yang terletak pada ketinggian 750
meter dari permukaan laut.
Dari kota Solo berjarak sekitar 37 km ke arah timur jurusan Solo-Matesih, di
sebelah barat tempat peristirahatan Tawangmangu dapat ditempuh kendaraan beroda
dua dan empat sekitar 3 km.
Bertetangga bukit dengan Mangadeg adalah Asatana Giribangun, tempat
Bapak Soeharto dan Ibu Tien disemayamkan.
dan juga Astana Girilayu yang merupakan kompleks persemayaman untuk
penguasa ("Mangkunagara") dan kerabat dekat (dhalem) Praja
Mangkunegara.
Pendakian menuju puncak bukit di lereng Gunung Lawu itu terasa
menyegarkan. Panas matahari siang pun tidak terasa teredam lebatnya hutan
dengan pepohonan besar. Berjalan menapaki anak tangga demi anak tangga di
antaranya pohon beringin tua dengan akar-akar menjalar dan menancap,
mencengkeram kukuh di tanah sungguh suatu kemewahan tersendiri bagiku.
Sepanjang perjalanan terdengar kicau burung bersahutan. Nun jauh di dasar
jurang terlihat sungai mengalir di bebatuan. Suara gemericik air sungai
terdengar sampai di puncak bukit begitu menyegarkan. Nun jauh di bawah bukit
masih ada bukit-bukit yang lebih rendah yang tampak seperti gundukan hijau
dikitari oleh persawahan milik warga yang ijo royo-royo.
Sesampainya di Gapura masuk terlebih dahulu pengunjung diwajibkan melapor
dan meminta ijin kepada petugas juru pelihara pesareyan, diwajibkan berbusana
yang rapi dan jika wanita diwajibkan memakai jarik. Ada larangan khusus yakni
mengambil gambar/foto di areal Kedaton I terletak di tengah (Persemayaman KGPAA
Mangkunagoro I) Kedaton II terletak di wetan ( Persemayaman KGPA Mangkunagoro
II) dan di areal Kedaton III terletak di kulon ( Persemayaman KGPAA
mangkunagoro III)
Terasa sekali hawa mistis dan semangat kepahlawanan Kanjeng Gusti
Pangeran Sambernyawa yang masih melingkupi Astana Mangadeg ini walaupun
tubuhnya telah kembali dalam pelukan Ibu Pertiwi ratusan tahun yang lalu.
Namun jiwa dan semangatnya adalah abadi. Energy dan pamornya tetap mengayomi
anak cucunya, berdiri tegak tak lekang oleh jaman seperti bukit Mangadeg yang
tetap tegak berdiri menjadi payung bagi keseimbangan ekosistem alam sekitarnya,
baik yang nampak maupun yang tidak nampak.
Mangadeg sungguh menjadi
tempat menapak-tilas yang sakral, penuh sejarah sekaligus indah. Di bukit ini
pula, Kanjeng Eyang Pangeran Sambernyawa bersemadi di antara hari-hari
pemberontakannya yang berlangsung selama 16 tahun.Bisa dibayangkan ratusan
tahun lalu ketika beliau bergerilya dan bermenung diri dalam semadi di
kesunyian bukit dan hutan. Di tempat inilah ia merumuskan semacam doktrin perjuangan
yang disebut Tri Darma,
1. Rumangsa melu handarbeni (merasa ikut
memiliki)
2. Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)
3. Mulat sarira hangrasa wani (berani bermawas diri)
CV. PROTECH SERVICE INDONESIA
Selamat Datang di Website CV. Protech Service Indonesia. Kami merupakan perusahaan yang berdiri sejak 2007 bergerak dalam industri Gasket, Alat Mekanik Lainnya, Hidrolik, Bengkel Kapal, Spring mounting Anti vibrasi, restaurant kitchen hotel cathering, Mesin pengasapan Nyamuk, Safety Product, Hydraulic Tools, Hand Cleaner, Pneumatics, roda troli, Gasketing sealing compound anti seize bonding, Cold Galvanish Compound , Screen Wiremesh, Repair Bolt Thread, Mata bor reamer, Selang, Tube Fitting tubing valve, otomotif, isolasi panas. Kami berada di Jl. Meruya selatan DPR I no.17A , kembangan . ( dekat JORR W2 meruya selatan) Jakarta Barat . email : protechserviceindonesia@gmail.com ...... Temukan berbagai produk terbaik kami (Bonpet Inno autimatic, spring mounting, permatex loctite, minifogger mesin, roda trolley castor, wiremesh screen) dengan kualitas dan harga jual terbaik yang bisa Anda dapatkan. Segera Temukan Kebutuhan Anda di
www.protechserviceindonesia.com
Ki Cokro Santri Tunggal:
Mengatasi Berbagai Macam Masalah
KI COKRO ST,MASTER OF GENDAM: Mengatasi Berbagai Macam Problem Permasalahan Anda langsung Tuntas Tidak Ada Istilah gagal, Sudah Terbukti. Masalah: Pelet, Bisnis, Pelarisan, Kekebalan, Pengisihan Tenaga dalam, Ruwatan, Silat dll.
https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A (KI COKRO ST)
Kami Perusahaan jasa khusus pengadaan Bunga Api dan Special Efek berdiri sejak 1988, dengan pengalaman 20 tahun dalam melaksanakan pertunjukkan Bunga Api.Kami yang pertama dan terbaik di Indonesia
Kami, menggunakan Bunga Api Impor dengan kualitas terbaik Kelas Dunia yang dapat digunakan dalam rangka menunjang Kegiatan-kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung, khususnya acara malam Pergantian Tahun , Wedding Party, Ulang Tahun Perusahaan, Festival dll, dengan lebih aman dan spectakuler:
Info:085285179336 email: agyudhistira72@gmail
Info & pemesanan:
Padepokan Metafisika
Jeng Asih
Jl. Diponegoro 72, Pati – Jawa Tengah
Jl. Melawai Raya 17, Blok M – Jakarta Selatan
08129358989 -
08122908585
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
BalasHapusSaya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...