Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang
Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam
perjalanan dari Padangsidempuan. Candi ini merupakan kompleks candi (dalam
istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara,
karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal
III.
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti
candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: Candi
Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi
Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi
Nagasaribu. Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di sekitar candi-candi
tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi
Padanglawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung
dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih
berupa reruntuhannya.
Tidak diketahui apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu
atau Candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap
Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha.
Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut,
seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan Candi
ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada
masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar
menyebutnya "biaro" yang berarti biara.
Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang
masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer
dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau
Barumun yang tengah dipugar.
Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi,
sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa
hal, terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh
bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali
arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi
dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m yang juga terbuat
dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar
dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap
kompleks candi terdapat bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan
pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.
Bahal I
Lokasi Candi Bahal I mudah ditemukan karena bangunan candi
langsung terlihat dari jalan yang dapat dilalui kendaraan beroda empat.
Selain itu, di jalan masuk ke areal candi Bahal I telah dibangun gapura dan
sebuah pos penjagaan yang terletak tidak jauh dari gapura.
Berhadapan dengan pos penjaga terdapat sebuah bangunan
yang difungsikan sebagai museum. Dalam museum tersebut tersimpan
bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula,
termasuk arca utuh dan potongan arca.
Candi
Bahal 1 dibangun di pelataran seluas sekitar 3000 m2 yang dikelilingi pagar
dari susunan batu merah setinggi 60 cm. Dinding pagar tersebut cukup tebal,
yaitu sekitar 1 m, sehingga orang dapat berjalan dengan leluasa mengitari
candi. Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai
yang menjorok sekitar 7 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi
sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas
tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.
Bangunan utama Candi Bahal I terletak di tengah halaman,
menghadap ke gerbang. Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat
fondasi atau panggung berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7
m2. Tangga naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di
sisi timur, berhadapan dengan tangga naik ke bangunan utama, dan di sisi
barat panggung, berhadapan dengan tangga untuk turun dari gerbang.
Di bagian selatan halaman, sejajar dengan fondasi tersebut
di atas, berjajar dua fondasi berukuran 3 m2 dan 2,5 m2. Tidak didapatkan
informasi apakah di atas ketiga fondasi tersebut tadinya terdapat bangunan
atau tidak. Tidak diketahui juga fungsi ketiganya.
Bangunan
utama Candi Bahal I merupakan yang terbesar dibandingkan dengan bangunan
utama Candi Bahal II dan II. Bangunan utama ini terdiri atas susunan tatakan,
kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas
sekitar 7 m2 dengan tinggi sekitar 180 cm.
Di atas
tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar berbentuk bujur
sangkar seluas 6 m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar
mengelilingi kaki candi. Di pertengahan sisi timur, tepat di depan tangga
naik ke kaki permukaan candi, tatakan candi menjorok ke luar sepanjang
sekitar 4 m dengan lebar sekitar 2 m. Di ujung 'jalan' tersebut terdapat
tangga yang diapit oleh sepasang kepala makara di pangkalnya.
Makara
adalah hewan yang hanya ada dalam mitos, berwujud setengah ikan setengah
buaya. Mulut arca kepala makara dari batu tersebut menganga lebar. Dalam
mulut yang terbuka tersebut terdapat makhluk yang mirip dengan kinara-kinari,
yaitu burung berkepala manusia, seperti yang terdapat pada candi-candi Syiwa
di Jawa.
Walaupun sama-sama terbuat dari batu, arca makara pengapit
tangga ini mempunyai pola hiasan yang berbeda dengan yang terdapat di
candi-candi di Jawa pada umumnya. Bagian belakang kepala hewan tersebut
dihiasi dengan pahatan lingkaran berjajar, yang tidak ditemukan pada makara
candi-candi di Jawa.
Sepanjang
sisi utara dan selatan dinding 'jalan' menuju tatakan terdapat pahatan
berbentuk orang dalam berbagai posisi. Walaupun banyak bagian pahatan yang
sudah rusak, masih terlihat bentuk orang yang tampak seperti sedang menari.
Di sepanjang sisi timur atau depan tatakan terdapat pahatan berbentuk raksasa
yang sedang duduk.
Pada
dinding utara dan selatan kaki candi tidak terdapat pahatan, sedangkan
sepanjang dinding barat (belakang) terdapat pahatan yang lebih halus namun
sudah tidak jelas lagi bentuknya.
Tubuh
candi berupa bangunan bersegi empat dengan alas berbentuk bujur sangkar
seluas 5 m2. Selisih luas tubuh candi dengan permukaan kaki candi membentuk
selasar selebar sekitar 1 m. Untuk mencapai pintu masuk ke ruang di dalam
tubuh candi terdapat tangga setinggi sekitar 60 cm dari permukaan kaki candi.
Dalam tubuh candi terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 m2 yang
dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m. Lebar ambang pintu masuk sekitar 120
x 250 cm. Tidak terdapat pahatan yang menghiasi bingkai pintu.
Bentuk
atap Candi Bahal I sangatlah unik, tidak menyerupai limas bersusun seperti
candi-candi di Jawa Timur, namun juga tidak mirip stupa seperti atap Candi
Muara Takus. Bentuk atap Candi Bahal I silinder dengan tinggi sekitar 2,5 m,
seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Pahatan untaian
bunga melingkari tepian atap.
Masih di dalam halaman Candi Bahal I, di sudut utara
halamn belakang bangunan utama terdapat fondasi berukuran sekitar 2,5 m2
dengan reruntuhan di atasnya. Tidak didapat informasi mengenai bentuk asli
maupun fungsi semula reruntuhan tersebut.
Bahal II
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan dan
sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya
dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan tetapi
ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal I.
Sebagaimana yang terdapat di Candi Bahal 1, pada
pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang
menjorok sekitar 4 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70
cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang
terdapat sisi timur (luar).
Bangunan
utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap
candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas sekitar 6 m2 dan
setinggi sekitar 1 m. Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm,
dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tatakan
dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi.
Tubuh
candi yang berdiri di atas kaki candi berdenah dasar bujur sangkar seluas 4
m2, sehingga di permukaan kaki candi juga terdapat selasar selebar sekitar 1
m.
Dalam
tubuh Candi Bahal II juga terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 m2,
dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m. Pintu masuk selebar sekitar 120 x
250 cm menghadap ke timur tanpa pahatan hiasan apapun pada bingkainya.
Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa
hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi
empat. Di sekeliling susunan teratas terdapat deretan lubang yang tidak
diketahui fungsinya.
Di depan
pangkal tangga bangunan utama terdapat sepasang kepala makara dengan mulut
terbuka. Dalam mulut terdapat makhluk yang tidak jelas bentuknya. Walaupun
sama-sama terbuat dari batu, kepala makara ini berbeda bentuknya dengan yang
terdapat di depan bangunan utama Candi Bahal I.
Di
antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat fondasi atau panggung
berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga naik ke panggung
yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.
Di sudut utara halaman belakang bangunan utama terdapat
semacam fondasi bangunan yang sudah runtuh. Di sisi timur fondasi tersebut
terdapat semacam fondasi lain yang mempunyai tangga untuk naik di dua sisi,
yaitu sisi utara dan selatan. Di depan masing-masing tangga terdapat sebuah
arca kepala makara yang posisinya membelakangi tangga. Di dekat fondasi
tersebut berserakan beberapa potongan arca batu.
Bahal III
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan, namun
Untuk mencapai lokasi Candi Bahal III orang harus melalui jalan setapak,
pematang sawah dan perumahan penduduk. Terdapat banyak kemiripan antara Candi
Bahal III dan kedua candi Bahal lainnya. Pelataran candi yang luasnya relatif
sama juga dikelilingi pagar batu bata dengan ketebalan dan ketinggian yang
sama. Gerbang untuk masuk ke halaman juga terletak di sisi timur. Sama halnya
dengan bangunan utama Candi Bahal III yang terletak di tengah pelataran.
Gerbang Candi Bahal III lebih mirip dengan gerbang Candi Bahal I, karena
tangga naik ke gerbang terletak di sisi utara dan selatan. Tangga di gerbang
Candi Bahal II terletak di timur.
Di
antara bangunan utama dan pintu gerbang juga terdapat fondasi atau panggung
berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga naik ke panggung
yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.
Ukuran dan bentuk bangunan utama Candi Bahal III sangat
mirip dengan bangunan utama Candi Bahal II. Pintu masuk ke ruangan dalam
tubuh candi juga terletak di timur.
Tidak terdapat pahatan pada bingkai pintu, namun sepanjang
dinding tatakan dihiasi pahatan dengan motif yang mirip bunga. Tidak terdapat
pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi. Tidak terdapat pahatan pada
keempat sisi dinding tubuh candi.
Atap
Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. Mirip dengan atap
Candi Bahal II, namun tidak terdapat deretan lobang pada atap candi ini.
Tidak terdapat hiasan kepala makara di depan tangga naik ke
selasar di permukaan tatakan, namun terdapat pahatan yang sudah kurang jelas
bentuknya di pipi tangga di kaki candi.
Jeng Asih, Ratu
Pembuka Aura dari Gunung Muria
Di utara
bangunan utama terdapat batu potongan arca. Yang sebuah berbentuk seperti
tatakan patung dengan hiasan kelopak teratai di sekelilingnya, mirip dengan
yang terdapat di Candi Jago maupun Candi Singasari di Jawa Timur. Sedangkan
potongan lainnya tampak seperti bagian kaki dari sebuah arca yang dibuat
dalam posisi berdiri, karena di bagian bawah terdapat bentuk kaki, lengkap
dengan jari-jarinya.
Museum Candi Bahal terletak di seberang pos penjagaan
Candi Bahal I. Bangunan museum ini mirip dengan bangunan rumah biasa. Dalam
museum tersimpan berbagai bentuk dan jenis bagian candi-candi Bahal yang
masih belum diketahui letaknya semula atau, yang karena alasan tertentu,
belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula.
Di museum tersebut juga dilakukan rekonstruksi potongan
dan susunan batu dan bata untuk menemukan kembali bentuk, susunan dan
letaknya semula. Potongan batu yang ditemukan di ketiga situs Candi Bahal
umumnya merupakan bagian dari sebuah arca atau hiasan dan bukan merupakan
reruntuhan bangunan yang umumnya terbuat dari batu bata.
Di
antara objek yang tersimpan dan mengalami proses rekonstruksi di museum
adalah potongan arca berbentuk raksasa dalam posisi berdiri sambil memanggul
gada. Di samping itu juga terdapat sekumpulan batu bata yang memiliki
lubang-lubang yang, konon merupakan jejak kaki binatang. Kumpulan batu bata
ini ditemukan pada tahun 2000 di pelataran Candi Bahal I. Banyak yang dapat dilihat di museum ini. Sayang museum ini
tidak dibuka secara rutin untuk umum. Tidak selalu ada petugas yang dapat
ditemui. dari petugas yang ditemui juga tidak banyak informasi yang bisa
didapatkan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar