Makam Pangeran Shanghyang |
Tabir.com. Kompleks
Makam Pangeran Sanghyang menempati sebuah pekarangan cukup luas, berada tepat
sebelum kompleks Makam Pangeran Jayakarta
di Jl Jatinegara Kaum,
Jakarta Timur.
Meskipun sangat berdekatan, namun kunjungan ke Makam Pangeran
Sanghyang ini baru terjadi beberapa tahun kemudian setelah lebih dulu
berkunjung ke Makam Pangeran Jayakarta.
Itu pun
karena berkali-kali saya melewati jalan di depan kompleks makam, dan melihat
papan nama makam yang menggantung di gerbangnya. Rasa ingin tahu tentang makam
ini yang terus tumbuh menguat akhirnya mampu menghentikan kendaraan yang saya
tumpangi dan kemudian memarkirnya di tepi jalan.
Langkah kaki
pun membawa saya masuk ke dalam kompleks itu, melewati sebuah pintu beratap
genting, diapit tembok tinggi memanjang yang terlihat masih cukup baru. Syukur
bahwa pagar besi pintu masuk itu tidak terkunci, sehingga memudahkan bagi orang
yang ingin berkunjung ke tempat ini.
Situs
jakarta.go.id menyebutkan bahwa Pangeran Sanghyang (Raden Syarif bin Pangeran
Senopati Ngalaga) adalah tokoh Islam keturunan Bangsawan Banten. Ia berjuang
melawan Belanda bersama Pangeran Tubagus Badaruddin dan tokoh lain. Pangeran
Sang Hyang dibuang oleh VOC ke Sri Lanka pada 1746 – 1750, sekira seabad
setelah kedatangan Pangeran Sageri ke Jatinegara Kaum.
Area parkir
yang sudah direncanakan sejak 2010, yang juga dimaksudkan untuk menampung
kendaraan para peziarah Makam Pangeran Jayakarta tampaknya sudah selesai, namun
hingga beberapa waktu lalu belum juga digunakan. Kedua kompleks makam yang
direncanakan akan terhubung itu juga masih belum dibuka jalan tembusnya.
Wisata Ritual Makam Pangeran Shanghyang |
Dalaman
Kompleks Makam Pangeran Sanghyang ini terlihat cukup terawat. Sisi kanan
kompleks Makam Pangeran Sanghyang ini mengarah ke Makam Pangeran Jayakarta,
jika saja akses jalan tembusnya sudah dibuka. Di ujung kanan juga terdapat
gerumbul rumpun bambu padat, satu hal yang sudah sangat jarang dijumpai di
kota-kota.
Pohon-pohon
kamboja dengan batang sangat tua menghiasi pekarangan di sisi kanan kompleks
Makam Pangeran Sanghyang ini. Beberapa kubur tua tanpa nama bisa dijumpai di
sisi ini. Tidak ada kubur baru di kompleks makam, sebagaimana dituturkan Amin,
petugas kebersihan yang muncul sesaat sebelum saya meninggalkan lokasi.
Pada kaca
cungkup Makam Pangeran Sanghyang menempel foto
kuncen berkumis baplang bernama R. H. Upi Supriyadi. Tulisan di bawah fotonya
menyebutkan bahwa ia adalah seorang pemerhati Cagar Budaya, serta ada tulisan
yang menyatakan bahwa walaupun beberapa kali dilakukan renovasi, tetapi bentuk
makam terus dipertahankan.
Di sebelah
kiri cungkup Makam Pangeran Sanghyang terdapat Makam Tubagus Unung bin Tubagus
Aslan. Tidak diketahui siapa orang ini, selain bahwa ia seorang bangsawan
Banten. Di sebelah kanan cungkup terdapat sebuah kubur lagi dengan tulisan
Raden Kojong pada nisannya.
Makam Pangeran Shanghyang Jakarta |
Pangeran Tanzul Arifin adalah putera Pangeran Sageri (Pangeran Sugiri, Pangeran Sogiri, atau Ash-Shogiri). Ia adalah cucu Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672), keturunan Syarif Hidayatullah. Pangeran Sageri datang ke Jatinegara Kaum pada 1640 bersama saudaranya yang bernama Pangeran Sake untuk membantu perjuangan Pangeran Jayakarta yang membangun kekuatan di daerah ini, setelah menyingkir dari daerah Pasar Ikan lantaran diserbu Belanda.Di sebelah kanannya terdapat makam “Ibu Sri Ratu Pembayu”, dan di kiri bawahnya ada dua makam lagi. Paling kiri, dimana terdapat batang pohon mati, adalah makam Pangeran Tanzul Arifin. Di sebelahnya adalah Makam Pangeran Nasib. Setiap makam terlihat sangat rapi, dilapis keramik bermutu dengan panjang kijing sekitar 2,25 meter.
Keluar dari
makam saya sempat berjalan menyusur pekarangan ke arah kompleks Makam Pangeran
Jayakarta yang masih belum dibuka aksesnya itu, menikmati pemandangan gerumbul
pohon bambu lebat yang sudah lama tidak pernah saya lihat semenjak tinggal di
Jakarta, serta melihat beberapa makam kuno di bawah pohon-pohon kamboja yang
batangnya berliuk-liuk saking tuanya.
Ketika sudah
keluar dari gerbang Makam Pangeran Sanghyang itulah baru muncul Pak Amin, si
petugas kebersihan, yang mengaku telah bekerja di tempat ini sejak tahun 1997.
Sepintas ia juga menyebutkan bahwa Pangeran Sanghyang adalah keturunan ke-13
dari Siliwangi, Raja Pajajaran. Wallahua’lam.
https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A ( KI COKRO ST )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar