Rabu, 27 April 2016

Wisata Ritual di Makam Keramat Srati Kebumen


 Tabir.com. Adalah ketika tengah mengamati kiri kanan jalan ketika dalam perjalanan menuju ke Pantai Pecaron Srati Kebumen saya melihat ada sebuah undakan memanjang dan meninggi menuju ke atas perbukitan di sebelah kiri jalan Desa Srati. Saya tak ingat benar apakah ada tengara, namun sepertinya tidak. Undakan ke bukit itu yang menarik perhatian saya.

Undakan itu tidak seperti jalan desa biasa, namun dibuat dengan cukup baik, dan karena itu saya menduga bahwa ada sesuatu yang menarik di atas sana. Oleh karena itu sekembalinya dari Pantai Pecaron saya meminta Bambang untuk menepi di seberang undakan, dan bertanya kepada seorang penduduk yang kebetulan sedang ada di rumahnya.

Sayang ia tak memberi keterangan banyak. Hanya saja ia menyebutkan di atas bukit memang ada empat makam kuno. Mungkin karena tidak tahu, atau takut salah memberi informasi, sehingga ia memilih meminta orang memanggil kuncen Makam Keramat Srati itu. Khawatir lama menunggu kuncen, saya berjalan naik ke atas bukit lebih dulu.

Undakan disemen rapi menuju ke atas perbukitan yang menarik perhatian saya itu. Ada setidaknya 119 anak tangga yang saya tapaki untuk sampai di puncak bukit yang cukup luas. Yang pertama terlihat adalah tembok rendah membentuk bidang segi empat yang memagari makam di keempat sisinya, dengan hanya satu lubang masuk.

Di dalam tembok rendah segi empat empat itu memang terdapat empat makam, hanya saja keempat makam itu berbeda dengan makam pada umumnya. Bahkan makam yang satu dengan makam yang lain bentuknya juga tak sama. Satu-satunya penyama dari keempat makam itu adalah semuanya dari batu, kebanyakan berbentuk segi empat.

Penampakan dari empat Makam Keramat Srati Kebumen yang letaknya tak beraturan dan bentuk makamnya pun berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap makam tidak ada nama pada nisannya sehingga, dan sebagian nisan juga sudah rompal. Hanya nama-namanya saja yang saya ketahui dari kuncen yang bertemu belakangan setelah saya turun dari bukit.

Di setiap makam ada bekas bakaran dupa kehitaman, menandai bahwa keempat makam ini memang ada yang mengkeramatkannya, entah itu penduduk setempat atau peziarah dari daerah lain. Menurut kuncen, penghuni makam adalah Embah Bekel, Embah Suryadikesumo (latar depan, makam panjang), 
Den Bagus Sosro, dan Den Bagus Cemeti (sebelah kanan).

Di petilasan ini dulu ada batang kayu jati setingga 12 meteran, namun kemudian tertutup oleh Pohon Bulu yang sangat besar dan tinggi itu. Menurut Sadimeja, awalnya ada priyayi Solo datang ke tempat ini yang ketika itu belum ada penduduknya. Sore rasan kalau mati di sini siapa nanti yang akan merawat, malamnya datang keempat orang itu.

Sadimeja menyebutkan bahwa Embah Bekel berasal dari Jawa Timur, tepatnya Kediri, yang juga merupakan leluhurnya. Karena usianya yang sudah cukup tua, agak sulit bagi saya untuk menangkap penjelasan yang diberikan kuncen itu, akibatnya cerita tentang keempat makam dan petilasan Nyai Sukendar ini tak sepenuhnya saya peroleh.

Bagaimanan pun saya senang telah mampir ke atas bukit dan melihat makam keempat orang yang dihormati sebagai pepunden penduduk Desa Srati. Melihat bentuk batu makamnya, boleh jadi bahwa dahulu di tempat itu terdapat sebuah candi Hindu, dan batu bekas candi itu yang kemudian digunakan sebagai bahan penyusun kubur.

https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A ( KI COKRO ST )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar