Tabir.com. Pertapan Giri Manik tepatnya berada di
Desa Setren, Kecamatan Slogoimo, Kabupaten Wonogiri. Kisah purwo atau
perwayangan sudah sangat kental di daerah ini.
berkhasiat untuk mengobati segala penyakit. Tentunya bagi mereka yang memercayai dan telah mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa.
"Pada waktu itu Kyai Semar dan
Dewi Kanestren sedang mengikuti junjungannya (Rajanya) untuk mencari turunnya
wahyu.
Sampailah mereka di Gunung Giri Manik, karena kelelahan dan banyak
rintangan dari para jalmo moto
(makluk jin, setan prakayangan), mereka memutuskan berhenti dan bersemedi untuk
mengusir para jalmo moto
tersebut. Sampai akhirnya bisa mendapatkan wahyu yang dicarinya itu,"
cerita Mbah Pardi.

Konon Pangeran Sambernyawa juga
pernah bertapa di pertapan Giri Manik, terlihat ada petilasan (tempat singgah)
yang dipercaya pernah disinggahi Pangeran Sambernyawa.
Giri Manik sebagai
tempat wisata religi yang banyak dikunjungi peziarah, terlebih pada hari-hari
baik menurut tradisi Jawa seperti Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Selain wisata
religi ada tiga wisata air terjun (Monik Moyo, Tejo Moyo, dan Condro Moyo) juga
sebuah Goa yang dianggap sakral dan lokasinya pun terbilang sulit untuk
dijangkau.
Setiap setahun sekali warga
Kecamatan Slogohimo menjalankan ritual bersama yaitu "Memetri Tirto Susuk Wangan" yang
tujuannya tidak lain untuk mengunkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan sumber air yang digunakan sebagai pengairan lahan pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar