Kamis, 28 April 2016

Gua Widodaren, Konon Tempat Para Bidadari Mampir Mandi


 


Menjelajah Gua Widodaren
Tabir.com, "Hampir setiap malam Jumat Kliwon di atas bukit berbatu itu selalu terdengar suara canda gurauperempuan yang sedang mandi. Karena penasaran, warga pun mendatanginya untuk melihat ada apa sebenarnya di bukit itu. Konon yang mereka lihat adalah sendang (sumber air) dan periuk tembaga yang keberadaannya tidak jauh dari sebuah gua. Wargapun menduga bahwa yang selama ini terdengar ramai tidak lain adalah para bidadari yang sedang mandi. Sejak itulah sendang dan gua tersebut menjadi ramai dikunjungi oleh orang-orang yang hendak sesirih (bertapa)".

Gua Widodaren terletak di sebuah bukit berbatu di wilayah Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Gunung yang konon dijadikan tempat sesirih (bertapa) ini selalu ramai oleh pengunjung, bahkan ditempat ini bagi yang memercayainya bisa untuk penyuwunan rezeki, darajat, dan pangkat.
"Dulu di bawah goa ini memang terdapat sebuah sendang yang setiap malam Jumat Kliwon selalu ramai buat mandi orang yang ingin sesirih di goa," Kata Arjo. Jadi sebelum bertapa di goa, pengunjung harus membersihkan diri mandi di sendang tersebut agar permohonannyan bisa terkabulkan.
 Aktifitas di Dalam Gua Widodaren 

Ditambah dengan periuk tembaga yang dipakai untuk mandi para bidadari telah hilang dicuri orang.
Goa yang berada pada tebing di bagian atas bukit ini kondisinya memang tidak seperti goa-goa pada umumnya, karena hanya memiliki kedalaman sekitar dua meter. "Disini dulu sering dijadikan tempat sesirihnya orang yang ingin jadi tentara, dan rata-rata pada berhasil," Katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Gunardi warga setempat. Setelah listrik masuk ke desa, sendang tempat mandinya para bidadari yang konon berada di tengah-tengah batu dan tidak pernah kering itu mulai menyusut airnya.
"Waktu gayung tembaga itu masih ada meskipun airnya sudah tidak banyak tapi masih bisa buat mandi orang-orang yang mau sesirih di goa, tapi setelah gayung tembaga itu hilang sendang tersebut jadi kering dan lama kelamaan menghilang," ungkap Gunardi.
Gua Widodaren Sarat Aktivitas Ritual 
"Hilangnya sendang tersebut awalnya memang tidak menyurutkan pengunjung yang ingin sesirih di dalam goa khususnya Bulan Suro (Muharam). Tapi hal itu tidak berlangsung lama, lambat laun pengunjung pun mulai sepi dan bahkan hampir tidak pernah terjamah lagi oleh manusia. Hanya harimau yang kerap terlihat di sekitar Goa Widodaren, itupun tidak semua orang melihatnya dan hanya pada malam-malam tertentu saja kemunculannya," lanjutnya.
Sekarang Goa Widodaren hampir tidak dijamah lagi baik oleh masyarakat sekitar maupun peziarah. Selain karena lunturnya kepercayaan untuk menempuh perjalanan ke goa juga tidak mudah, dengan medan yang curam dan berbatu ditambah rimbunnya semak berduri yang tumbuh liar di sekitar bukit.
"Memang masih ada satu dua orang yang masih mau sesirih di goa ini, tapi ada juga pengunjung yang mengurungkan niatnya karena sulitnya jalan menuju goa, dan pengunjung yang datang juga bukan orang sekitar Wonogiri tapi orang dari luar kota," ungkap seorang warga yang rumahnya berada tepat di bawah bukit tersebut.
Seiring perkembangan jaman dan tidak percayanya generasi penerus akan laku sesirih atau tirakat memang sangat berdampak pada hilangnya tradisi dan tempat-tempat yang sering dijadikan sarana mediator permohonan kepada Sang Pencipta yang dianggap sakral oleh orang-orang terdahulu. Demikian.

https://www.youtube.com/channel/UCts5Ua5IehgoRev-E6-zh1A ( KI COKRO ST )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar